Dapatkan update newsletter dari budimansudjatmiko.net:
RMOL. Di era ini, cerita sukses politisi saja tidak cukup untuk menggalang dukungan. Cerita itu harus dipilih-pilih lagi menjadi citra. Pada titik tertentu, citra itu akan diseleksi lagi hingga jadi mitos.
"Ini alami bukan saja di politik, tapi juga dunia kompetisi ekonomi," kata politisi muda PDI Perjuangan, Budiman Sudjatmiko, dalam diskusi "Berperang Citra di Social Media" di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (22/2). .
Budiman akui menjadi mitos itu pernah dialami sendiri oleh dirinya pada era sebelum Orde Baru tumbang, tepatnya tahun 1996. Saat itu, ketika publik membicarakan aktivis anti-Soeharto maka publik akan menyebut atau mengingat nama Budiman Sudjatmiko.
"Anti-Soeharto ya Budiman, padahal saya tahu banyak juga yang lain. Tapi mitos itu akan kembali jadi pendangkalan ketika sudah tidak relevan lagi. Misalnya, apa artinya aktivis anti-Soeharto di zaman sekarang ini?" ungkap ketua pertama Partai Rakyat Demokratik ini .
Dia katakan juga bahwa ada politisi yang citranya di masa lalu buruk, tetapi dia bisa membangkitkan citra positif dirinya di masa sekarang. Begitu juga kebalikannya.
"Pada akhirnya yang memverifikasi adalah rakyat. Pertanyaannya adalah, apakah masyarakat sekarang sudah punya kemampuan untuk memverifikasi?" ungkapnya. [ald]
Sumber: rmol.co
Pada hari senin tanggal 17 Agustus 2009 Zainal Arifin Hoesein memerintahkan kepada Masyuri Hasan dan Nalom Kurniawan untuk mengantar surat Mahkamah Konstitusi....
“Alhamdulillah, ditengah saya lagi kebingungan seorang diri karena kehilangan, saya dipertemukan Allah Swt dengan sahabat yang sudah 20 tahun berpisah dan ketemunya justru di Masjidil Haram di Makkah al Mukarramah, tanah haram yang sangat mulia ini,”
Berita tentang Budiman Sudjatmiko dan hal-hal lain yang menjadi perhatiannya.
![]() |
© 2014 Budiman Sudjatmiko • kontak / privacy policy / terms |