Dapatkan update newsletter dari budimansudjatmiko.net:
TEMPO Interaktif, Jakarta: Mantan Ketua Partai Rakyat Demokratik (PRD) Budiman Sudjatmiko menyangkal kedatangannya kemarin (2/12) ke kantor PBNU untuk meminta restu Kiai Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
"Saya hanya datang untuk mengundang Gus Dur ke acara pernikahan," ucapnya usai menghadiri deklarasi relawan perjuangan demokrasi, di Hotel Sofyan Betawi, Jumat (3/12).
Dia bersama beberapa aktivis lainnya menyatakan bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Alasannya, PDIP sebagai partai yang nasionalis, fluralis dan berbasis kerakyatan.
Menurutnya, PDIP merupakan wahana paling power full dalam mewujudkan idelalismenya. Dia mengharapkan, setelah bulan Maret 2005 mendatang akan ada pembaharuan PDIP secara signifikan.
Dia menolak anggapan bawa masuknya beberapa aktivis untuk mencari keuntungan materi. "Saya berbicara idealisme di partai. Tapi, mencari nafkah diluar partai," ucap Budiman.
Budiman menambahkan, beberapa mantan aktivis PRD juga telah mendeklarasikan hal yang sama. Tapi, menurutnya, itu atas kehendak pribadi. Kendati demikian, ia menyatakan, tidak mempunyai pretensi masuk Dewan Pimpinan Pusat PDIP (DPP PDIP). "Orang harus beberapa tahun di PDIP untuk masuk ke DPP. Kami hormati rule itu," ujar dia. eworaswa
Budiman Sudjatmiko DPRRI bicara pentingnya kerja politik untuk mendorong praktik baik di desa menjadi sistem yang bekerja dengan kekuatan memaksa. Baginya, UU harus menyerap segala kreativitas desa.
Saya dan Rikard Bagun dari Kompas baru mendarat dari Sao Paulo, Brazil, dan langsung menuju rumah presiden Fernando Lugo di Asuncion, ibu kota Paraguay....
Selama ini kewenangan dan kedudukan desa hanya diposisikan sebagai sub-pemkab ayau hanya sebagai catatan kaki pemkab saja...
Pada akhirnya yang memverifikasi adalah rakyat. Pertanyaannya adalah, apakah masyarakat sekarang sudah punya kemampuan untuk memverifikasi?
![]() |
© 2023 Budiman Sudjatmiko • kontak / privacy policy / terms |